Tiba-tiba aku teringat dengan pernyataan professor Abdullah dari
Univ. Mesir dengan statementnya “hacker adalah a semi-criminal” ketika
ditanya pendapatnya soal wikileaks di TV Al-Jazeerah dan tahun 2010 aku
membuat posting di forum x-code tentang refleksi hacker muda lalu
mendapat kritik dari para senior, salahsatunya menyebut “jangan menjustifkasi kegiatan hacking kalau tidak terjun jauh didalamnya.“
Ya, menjadi hacker itu seperti menjadi peneliti yang melakukan
eksplorasi. Sebagai contoh hacker menemukan bug disatu website kemudian
berhasil masuk ke halaman login admin, kegiatan masuk ini adalah ilegal
bukan? Tapi lalu apa yang ia harus lakukan. Mengirim email kepada
sysadmin atau langsung mempatchingnya tanpa melakukan stealing, leaking
apalagi defacing dengan merubah index laman utama. Log yang dimiliki
sysadmin tersebut akan memuat teknik attacks yg sang hacker lakukan,
sementara sang hacker memastikan jejaknya tidak akan sampai kena trace.
Sysadmin akan belajar bagaimana mengupgrade security websitenya dan
sebaliknya si hacker belajar melakukan improvisasi system. Inilah
hacking sesungguhnya, hacking yang juga dimaksud abah Abimanyu dalam
pernyataannya “menjebol sistem” dalam wawancara ku dengan beliau
Cybercrime dan Tantangan Security Indonesia, yaitu untuk memberi warning
dan learning.
Itu dia kenapa dalam hacking ditanamkan ETHICS. Ini yang akan
menjadi batasan SANG HACKER dalam mengeksplorasi. Security Hacking
jelas beda dengan aksi Exploit yang kriminal misalnya ddos attack atau
aksi-aksi lain untuk kepentingan pribadi dan merugikan si target.
Kadang dikalangan pelaku hacking sendiri, serangan ddos adalah sesutu
yg tidak mudah untuk diajukan agar dipidanakan karena pengalaman dan
jiwa exploiter yg tidak bisa dinafikkan. Tidak usah jauh2, ketika DC
dibuat down hampir 3 minggu lamanya, om petimati, om ketek, om schumbag
dan kawan2 melakukan tracing terhadap si attacker. Kami menemukan
pelakunya, lalu bagaimana mengantarkan ia kepada pengadilan, bukanlah
hal yang mudah, karena hacker punya cara sendiri dalam menuntaskan
masalah. DC berterimakasih karena semakin tahu bagaimana melakukan
banyak improvisasi dalam mengamankan servernya. Ternyata tidak semua hal
di dunia maya diselesaikan dibawah payung hukum negara, karena hacking
memiliki etika dan kultur/budaya dikalangan hacker itu sendiri.
Sebagai seorang yang berlatarbelakang pendidikan politik, aku
berusaha memperkenalkan bagaimana hacking itu menjadi satu bagian yang
tidak terpisahkan bahkan cenderung terintervensi kepentingan penguasa
-dalam kehidupan modern yang bersentuhan dengan internet dan
ekonomi-politik bahkan kekuatan kapitalis- karenanya aku berbagi wawasan
cyber-politik.
Sebagai haktivist aku berbagi idealisme dan conviction tanpa pernah
mengajari bagaimana melakukan defacement atau ddos, melainkan melakukan
hacking komputer untuk membuat internet berguna bagi perubahan bangsa.
Paling tidak inilah yang sedang kami lakukan, aku, om ketek dan
kawan-kawan ingin berbagi idealisme dan kembali mengenalkan etika untuk
para hacker muda, ketika semakin tumbuh dan berkembangnya satu
keyakinan bersama bahwa “peraturan ada hanya untuk membatasi.”
Well Indonesia sangat kekurangan orang-orang pintar yang mau
berbagi kesadaran dalam etika, kesadaran dalam motif/filosofis, bahkan
kesadaran dalam hukum “cyberlaw” untuk kawan-kawan hacker muda.
Itulah alasan kenapa hari ini aku lebih banyak membuat artikel yang
bersifat refleksi atau pengembangan wawasan ketimbang menyebar tutorial
exploit karena aku menemukan satu kenyataan bahwa banyak hacker yang mengajarkan bagaimana melakukan hacking tapi tidak memberi tahu “kenapa harus melakukan hacking”..
Kenapa kita tidak memulai perubahan itu dari sekarang, karena Hacking adalah Inovasi dan Hacker adalah Inovator...
Kenali dirimu “hack yourself before gain the access” kata om Schumbag, or “hacking dosa”kata om Casper_SPY...
Pahami etika dalam aksi-aksi kita, ciptakan kultur positif
dikalangan Komunitas-komunitas kita dan mulailah kembali mengingat dan
mempelajari hukum-hukum konvensional “cyberlaw” di dunia maya jika kita
ternyata telah melupakannya...
Salam Perubahan.!!!
0 comments:
Post a Comment